Semenjak statusnya dinyatakan waspada atau level II, Gunung Barujari di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), menjadi perhatian. Apalagi sesudah letusan si anak Gunung Rinjani tersebut sempat membentuk tiga bandar udara ditutup sementara. Gunung Barujari memang disebut menjadi anak Gunung Rinjani Lantaran posisinya yang menyatu menggunakan Gunung Rinjani.
Barujari terletak di sisi timur kaldera Rinjani. Karena itu, semestinya letusan yg terjadi sejak 25 Oktober 2015 disebut menjadi letusan Gunung Rinjani dan bukannya letusan anak Gunung Rinjani atau Barujari. Jika anda berpergian ke kawasan wisata Gunung Rinjani, kami sarankan anda tidak menggunakan mobil berjenis sedan lebih baik berjenis commercial seperti Toyota All New Hilux karena mobil jenis ini dapat menembus berbagai medan dan memiliki dimensi mesin yang cukup kuat di bandingkan mobil sedan.
"Dahulu (Rinjani) namanya Samalas, meletus abad ke-13 lalu, punya kaldera luas. Tumbuhlah di tengahnya terdapat kerucut aktif pada sana. Itu namanya Gunung Barujari," istilah pria yang karib disapa Mbah Rono tadi. Kisah Rinjani menggunakan Barujari ini sama seperti Gunung Bromo pada Jawa Timur dengan kaldera Tengger. Bromo ialah 1 di antara lima gunung yg terbentuk di kawah Tengger.
"Pada Bromo itu ada kaldera Tengger. Muncul bisul pada tengah kerucut aktif kawah Tengger namanya Gunung Bromo," celoteh beliau. Karena itu, penyebutan letusan Gunung Barujari dirasa kurang sempurna. "Gunung Rinjani meletus melalui kerucut aktif yg diklaim Gunung Barujari itu yang sahih," ujar Mbah Rono.
Mbah Rono mengungkapkan bahwa yang terjadi waktu ini artinya Gunung Rinjani meletus melalui kerucut aktif pada kawah yang disebut Gunung Barujari. Gunung Barujari, kata dia, tak akan terdapat tanpa Gunung Rinjani. Ad interim Gunung Rinjani tetap ada walau tanpa Barujari.
"Gunung Barujari itu gunung barah di pada kawah Gunung Rinjani, secara sistem Gunung Rinjani," ujar dia. Mbah Rono mengatakan sifat magma itu mencari celah buat keluar berasal perut Bumi di dalam gunung. Proses keluarnya magma yang telah berjalan lama lalu membentuk kerucut yang menyerupai gunung. "Benda cair itu muncrat. Lama-lama ada kayak bisul. Kayak kawah Tengger. Bila di situ sudah keluar, ngapain cari-cari kawasan lain," ujar Surono.
Ini bukan kali pertama Gunung Rinjani 'batuk' lewat si Barujari. Dikutip dari situs pusat Vulkanologi serta Mitigasi mala Geologi (PVMBG), dalam kurun 1846-2009 tercatat telah beberapa kali terjadi letusan, yakni pada 1944 (awal mula terbentuknya Gunung Barujari), 1966, 1994, dan 2004. Terakhir di 2009, gunung yang secara administratif berada pada 3 daerah kabupaten, yakni Lombok Timur, Lombok Tengah, serta Lombok Barat itu meletus serta memakan korban 31 jiwa dampak banjir bandang yang mengiringi.